pertama bukan yang terakhir

pertama bukan yang terakhir
my grad :)

Senin, 06 Desember 2010

teori kepribadian

TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
http://ww3.yuwie.com/blog/entry.asp?id=932768&eid=647473


PENDAHULUAN

Teori kepribadian, sama halnya dengan teori-teori lain yang terdapat dalam psikologi, merupakan salah satu bagian yang amat penting dan tidak bisa diabaikan kegunaannya. Dapat dikatakan bahwa, tanpa adanya teori kepribadian, upaya ilmiah untuk memahami tingkah laku manusia sulit dilaksanakan.
Sebelum sampai kepada pembahasan mengenai fungsi dan kegunaan teori kepribadian, terlebih dahulu perlu disinggung batasan dari teori kepribadian itu sendiri. Hall dan Lindzey (1970) mengemukakan batasannya, bahwa yang dimaksud dengan teori kepribadian itu adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
Fungsi pertama yang harus dimiliki oleh setiap teori kepribadian adalah fungsi deskriptif (menguraikan atau menerangkan). Fungsi deskriptif ini menjadikan suatu teori kepribadian bisa mengorganisasi dan menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang dialami individu secara sistematis.
Teori kepribadian tidak hanya harus dapat menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang telah dan sedang muncul, melainkan juga harus bisa meramalkan tingkah laku, kejadian-kejadian, atau akibat-akibat yang belum muncul pada diri individu. Dengan demikian, fungsi kedua yang harus dimiliki oleh teori kepribadian adalah fungsi prediktif (meramalkan). Yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakat, dimana kemudian individu tersebut dihaapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu.
Kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Gambaran bahwa kepribadian menurut pengertian sehari-hari, menunjuk kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan individu-individu lainnya. Pengertian kepribadian seperti ini mudah dimengerti dan karenanya, juga mudah dipergunakan. Tetapi sayangnya pengertian kepribadian yang mudah dan luas dipergunakan ini lemah dan tidak bisa menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, kepribadian itu pada dasarnya dinilai ‘baik’ atau ‘buruk’ (netral). Dan para ahli psikologi berusaha menghindarkan penilaian kepribadian.
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas menggunakan istilah ‘sistem psikofisik’ dengan maksud menunjukkan bahwa “jiwa” dan “raga” manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi. Sedangkan istilah “khas” dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu bertingkah laku dalam caranya sendiri karena setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri.

1. Faktor-faktor Historis Masa Lampau
Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh langsung atas pembentukan teori kepribadian.
a. Pengobatan Klinis Eropa
Pengobatan klinis Eropa pada masa itu secara umum didasari oleh pemahaman, klasifikasi, dan penyembuhan atas gangguan-gangguan mental.
b. Psikometrik
Berkat psikometrik, fungsi-fungsi tersebut diukur dan diperiksa. Para ahli psikologi mulai mengembangkan dan menggunakan pendekatan psikometrik untuk mengukur kaitan antara fungsi-fungsi dunia fisik dengan dunia mental.
c. Behaviorisme
Yang perlu dikemukakan disini adalah fakta bahwa pengaruh atau peranan behaviorisme dalam pembentukan teori kepribadian terletak pada upaya-upaya dan anjuran-anjurannya untuk memandang dan meneliti tingkah laku secara objektif.
d. Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt adalah sebuah aliran lain dalam psikologi yang berdiri setahun sebelum behaviourisme. Yang utama dari psikologi Gestalt itu adalah prinsipnya bahwa suatu gejala atau fenomena harus dan hanya bisa dimengerti sebagai suatu totalitas (keseluruhan). Yang kedua mempengaruhi pemikiran para teoris kepribadian modern, adalah prinsip bahwa fenomena adalah data yang mendasar bagi psikologi.

2. Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi berasal baik dari dalam maupun dari luar psikologi. Dari dalam psikologi, faktor-faktor itu muncul berupa perluasan dalam area atau bidang studi yang dapat dilihat dari adanya area-area baru seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology), studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi. Dari luar psikologi, faktor kontemporer yang berpengaruh atas teori kepribadian tidak kurang pentingnya dan bahkan, lebih kaya lagi.

STRUKTUR DINAMIKA KEPRIBADIAN

Dalam teori-teori yang lain dipergunakan rangka pembicaraan struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian. Rangka ini tidak dapat kita pakai untuk membicarakan teori Allport, karena bagi Allport struktur kepribadian itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat (traits), dan tingkah laku itu didorong oleh sifat-sifat (traits). Jadi struktur dan dinamika itu pada umumnya satu dan sama.
Sikap eclectis Allport nyata sekali dalam banyak konsepsi (pengertian) yang diterimanya sebagai sesuatu yang berguna untuk untuk memahami tingkah laku manusia. Allport berpendapat bahwa masing-masing pengertian seperti refleks bersyarat (conditioned reflex), kebiasaan (habit), sikap (attitude), sifat (trait), diri (self) dan kepribadian (personality), itu kesemuanya masing-masing adalah bermanfaat. Tetapi walaupun semua pengertian diatas diterima dan dianggap penting, namun tekanan utama diletakkannya pada sifat-sifat (traits), sedanfgkan disamping itu sikap (aatitudes) dan intensi (intentions) diberinya kedudukan yang kira-kira sama sehingga ada yang menamakan psychologi Allport itu adalah ”trait psychology”. Dalam teori Allport ini kedudukan pengertian trait dapat dibandingkan dengan kedudukan pengertian need pada Murray, libido pada Freud. Tentang trait itu terlebih dahulu marilah kita pelajari dulu definisi Allport tentang kepribadian.

A. KEPRIBADIAN, WATAK DAN TEMPERAMENT
a) Kepribadian
Bagi Allport definisi bukanlah ssuatu yang boleh dipandang enteng. Sebelum sampai pada definisinya sendiri dia mengemukakan dan membahas lima puluh definisi yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang tersebut. Definisi-definisi tersebut digolongkan menjadi :
a. Yang menunjuk etymology atau sejarah pengertian itu;
b. Yang mempunyai arti theologis;
c. Yang mempunyai arti filosofis;
d. Yang mempunyai arti sosiologis;
e. Yang berhubungan dengan segi lahiriah;
f. Yang mempunyai arti Psychologis.

b) Watak (character)
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering digunakan secara bertukar-tukar, namun Allport menunjukkan, bahwa biasanya kata watak menunjukkan arti normatif, serta menyatakan bahwa watak adalah pengertian ethis dan menyatakan, bahwa ”character is personality evaluated, and personality is character devaluated”. (Watak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian adalah watak tak dinilai).

c) Temperament
Pengertian temperament dan kepribadian sering dikacaukan. Namun sebenarnya umum mengakui adanya perbedaan diantara keduanya. Temperament adalah disposisi yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi didalam perkembangan. Peranan keturunan disini lebih penting/besar daripada segi-segi kepribadian yang lain.
Bagi allport temperament adalah bagian khusus dari kepribadian yang diberikannya definisi demikian:
Temperament adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kwalitet kekuatan suasana hatinya, dan gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.

B. SIFAT (Trait)
a) Sifat
Adalah tendens determinasi atau predisposisi dan diberinya definisi demikian :
Sifat adalah sistem neurophysis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, dan memulia serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresi secara sama. Yang dicatat mengenai definisi ini ialah tekanan terhadap individual dan kesimpulan bahwa kecendrungan itu tidak hanya terikat kepada sejumlah kecil perangsang atau reaksi, melainkan dengan seluruh pribadi manusia. Pernyataan “neurophychic system” menunjukkan jawaban affirmatif yang diberikan oleh Allport terhadap pertanyaan apakah “trait” itu benar-benar ada pada individu.

b) Sikap (atitudes)
Perbedaan antara pengertian sifat dan sikap sukar diberikan. Bagi Allport kedua-duanya itu adalah predisposisi untuk berespond, kedua-duanya khas, kedua-duanya memulai dan membimbing tingkah laku ; dan mendorong. Keduanya adalah hasil dari faktor genetis dan belajar.

c) Type
Alport membedakan antara sifat dan type.
Menurut Allport orang dapat memiliki sifat tetapi tidak semua type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekwensi diabaikan sifat-sifat khas individualinya. Sifat dapat mencerminkan sifat khas pribadi sedangkan type malah menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan yang begitu sama dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang benar-benar ada.

Sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual
Suatu hal yang amat penting dalam mempelajari teori Allport ini ialah berusaha mengerti mengenai perbedaan antara sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual. Dia menyatakan, bahwa di dalam kenyataan tidak pernah ada dua individu mempunyai sifat yang benar-benar sama.
Walaupun mungkin ada kemiripan dalam struktur sifat dari individu-individu yang berbeda-beda, namun selalu ada corak yang khas mengenai cara bekerjanya sifat itu pada tiap individu yang menyebabkan adanya perbedaan dengan sifat itu pada tiap-tiap individu yang menyebabkan adanya perbedaan dengan sifat yang sama yang ada pada orang lain.
Walaupun tidak ada sesuatu sifat yang dapat diamati pada lebih dari satu individu, namun Allport mengakui bahwa karena pengaruh-pengaruh yang sama dari masyarakat dan kesamaan-kesamaan biologis yang mempengaruhi perkembangan individu, ada sejumlah kecil cara-cara penyesuaian diri yang secara kasar (garis besar) dapat dibandingkan.Cara yang demikian ini tidak dapat dipertahankan kalau dipandang dari segi kekhususan individu kecuali kalau dipandang dari segi kegunaan.

d) Sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder
Dimuka sudah dikatakan bahwa sifat-sifat itu merupakan predisposisi-predisposisi umum bagi tingkah laku. Ada satu soal lagi mengenai hal ini, yaitu apakah semua sifat itu pada pokoknya mempunyai taraf keumuman yang sama, dan apabila tidak bagaimanakah cara membeda-bedakan taraf itu. Allport membeda-bedakan antara sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder :
(1) Sifat Pokok
Sifat pokok ini demikian menonjolnya sehingga hanya sedikit saja kegiatan-kegiatan yang tak dapat dicari baik secara langsung maupun tidak langsung bahwa kegiatan itu berlangsung karena pengaruhnya. Tidak ada sifat semacam itu yang lama tersembunyi, individu dikenal dengan sifat itu, dan bahkan mungkin menjadi terkenal dalam sifat itu. Kwalitas yang demikian dominan pada individu itu sering disebut the intesif trait, the ruling passion, atau the radix of live. Maca sifat ini relatif kurang biasa dan kurang menampak pada tiap orang.
(2) Sifat Sentral (central trait)
Sifat sentral ini lebih khas, dan yang merupakan kecendrungan-kecendrungan individu yang sangat khas/karakteristik, sering berfungsi dan mudah ditandai.
(3) Sifat Sekunder (secundary trait)
Sifat sekunder ini nampaknya berfungsi lebih terbatas, kurang menentukan didalam deskripsi kepribadian, dan lebih terpusat (khusus) response-response yang didasarinya serta perangsang-perangsang yang dicocokinya.

e) Sifat-sifat ekspresif.
Sifat-sifat ini merupakan disposisi yang memberi warna atau mempengaruhi bentuk tingkah laku, tetapi pada kebanyakan orang tidak mempunyai sifat mendorong.
Persoalan diatas itu menimbulkan pertanyaan apakah sifat-sifat itu hanya berfungsi membimbing dan memberi arah tingkah laku, ataukah juga mempunyai peranan memulai dan mendorong tingkah laku. Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan sederhana. Beberapa sifat terang lebih mendorong, lebih mempunyai peranan sebagai pendorong yang menentukan dari yang lain-lain. Jadi diantara sifat-sifat itu terdapat variasi dalam pengaruh mendorongnya terhadap individu.

f) Kebebasan dari sifat-sifat
Allport berpendapat bahwa sifat itu dapat ditandai bukan oleh sifat bebasnya yang kaku, tetapi terutama oleh kwalitas memusatnya. Jadi sifat itu cenderung untuk mempunyai pusat ; disekitar pusat itulah pengaruhnya berfungsi ; tetapi tingkah laku yang ditimbulkannya juga secara serempak (simultan) dipengaruhi oleh sifat-sifat yang lain.
Kebebasan sifat-sifat umum yang didefinisikan secara sekehendaknya seperti dalam sementara penyelidikan psychometris.


g) Ketetapan (consistency) daripada sifat-sifat
Sifat itu dapat dikenal hanya karena keteraturan dan ketepatannya didalam cara individu bertingkah laku. Kenyataan, bahwa ada banyak sifat-sifat yang saling menutup satu sala lain yang serempak aktif menujukkkan ketidak tetapan yang jelas di dalam tingkah laku individu relatif akan sering diketemukan. Selanjutnya, kenyataan bahwa sifat-sifat itu terorganisasi secara khas dan individual memberi kesimpulan bahwa sifat-sifat itu mungkin meliputi unsur-unsur yang nampaknya tidak tetap apabila dipandang dari segi normatif atau dari luar.
Lebih lanjut Allport membagi studi psikologi mengenai Personality dalam 2 bagian besar yaitu : Nomothetic, yang memahami kepribadian dalam differential psychology (membedakan karakter kepribadian tiap orang) dan Idiographics, yang mencoba memahami keunikan tiap individu berdasarkan karakternya.
1. Consious/Unconsius
Sadar tak sadar adalah dimensi yang sejak lama dalam teori kepribadian. Para pendukung Psikoanalisis (Freud, Jung, Horney) adalah orang-orang yang menekankan bahwa kepribadian dikontrol oleh proses yang tidak disadari. Sementara psikologi aliran Humanisme menekankan pada faktor kesadaran sebagai pembentuk kepribadian (Allport, Rogers, Maslow).
2. Heredity/Environment
Pada dasarnya hampir semua teori kepribadian mengakui peran faktor keturunan sebagai penentu kepribadian seseorang. Tetapi kalangan Behaviourist mengatakan bahwa kepribadian dapat dipahami tanpa harus mempertimbangkan faktor genetis dan biologis. Rogers & Bandura menekankan pada lingkungan sosial, dimana kepribadian adalah suatu proses belajar sosial seseorang.
3. Acquisition/Process of Learning
Teori Behaviourisme lebih menekankan pada proses belajar yang membentuk suatu kepribadian, yaitu cara bagaimana suatu tingkah laku dimodifikasi. Dan biasanya teori-teori kepribadian mengakui peran proses belajar dalam pembentukan suatu kepribadian. Walaupun demikian, ada beberapa reorist yang juga menekankan pada acquisition of behaviour, misalnya Cattel dan Murray.
4. Past/Present
Sigmund Freud adalah pendiri Psikoanalisis yang mengatakan bahwa kepribadian adalah hasil dari benturan masa lalu, yaitu masa 5 tahun pertama kehidupan. Setelah masa itu, kepribadian hanyalah ulangan atau fiksasi dari apa yang didapat dulu. Dan pandangan ini menjadi pegangan dalam aliran psikoanalisis. Sementara Lewin dan Allport mengatakan bahwa yang terpenting dari kepribadian bukanlah masa lalu tetapi masa kini.
5. Person/Situation
Dimensi ini menekankan pada proses dimana kepribadian itu terbentuk. Penekanan pada Person berarti kepribadian adalah bentukan dari inner process yang terjadi dalam diri individu, sementara penekanan pada Situasion berati bahwa kepribadian adalah bentukan dari faktor lingkungan sosial dimana individu itu berada. Walaupun demikian ada juga yang menjadikan kedua dimensi itu sebagai dasar pembentukan suatu kepribadian. Fromm & Skinner, misalnya menekankan pada faktor sosiokultural dalam kepribadian, sementara Sheldon dan Blinswanger lebih menekankan pada faktor biologis internal dalam diri individu.
6. Holistic/Analitic
Dimensi holistik mensyaratkan bahwa tingkah laku hanya dapat dimengerti berdasarkan konteksnya, dan juga segala sesuatu yang dilakukan oleh individu berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis dan biologisnya. Sementara dimensi analitik berpendapat bahwa suatu tingkah laku bisa saja dipelajari dan didapat secara terpisah dari tingkah laku yang lainnya. Mereka yang beraliran analitik misalnya adalah Lewin dan Binswanger.
7. Normal/Abnormal
Banyak juga teori kepribadian yang menekankan pada abnormalitas suatu kepribadian. Dengan mempelajari abnormalitas itu maka pemahaman tentang orang normal dapat diperoleh. Perbedaan normal/abnormal dapat dilihat secara kualitatif yaitu melihat seberapa jauh hal-hal patologis dalam kepribadian itu berbeda dari yang abnormal. Allport dan Cattel, misalnya menekankan pada orang-orang normal.


Pendapat
Setelah membahas pengertian-pengertian tersebut sampai mengunsur maka dia berusaha mengkombinasikan unsur-unsur yang telah ada dalam definisi-definisi yang terlebih dahulu itu dengan menghindari kekurangan-kekurangan yang pokok.
Secara singkat dia definisikan kepribadian itu sebagai ”What a man really is”. Tetapi definisi itu dianggapnya sendiri terlampau singkat, dan karena itu mengemukakan definis yang lebih memadai.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psychophysis yang menentiukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap sekitar.
Perbedaan lain antara sikap dan sifat
(i) Sikap (aatitude) itu berhubungan dengan sesuatu obyek atau sekelompok obyek, sedangkan sifat tidak.
Jadi sifat umum daripada trait hampir selalu lebih besar/luas dari pada sikap, dalam kenyataannya makin besar jumlah obyek yang dikenai sikap itu, maka sikap makin mirip kepada sikap dapat berbeda-beda dari yang lebih khusus kelebih umum, tetapi kalau sifat selalu umum.
(ii) Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang diahadi, sedangkap sifat tidak.

Orang mungkin berpendapat bahwa sifat-sifat umum itu harus diberinama yang berbeda, supaya dapat dibedakan dengan sifat individuil. Allport tidak dapat menerima pendapat yang demikian itu karena istilah sifat itu sudah digunakan secara luas didalam kedua arti itu seta penggunaan itu menunjukkan kepada penyelidik tentang aspek-aspek kepribadian yang dapat dibanding-bandingkan dengan istilah itu. Pada umumbya Allport mengakui bahwa penyelidikan mengenai sifat-sifat umum itu akan berguna selama penyelidik tidak menganggap bahwa konsepsi yang demikian itu menggambarkan individu setepat-tepatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar